MENU TUTUP

Perajin Sebut Harga Tahu dan Tempe Bisa Naik Lagi

Rabu, 13 Januari 2021 | 10:00:07 WIB
Perajin Sebut Harga Tahu dan Tempe Bisa Naik Lagi ilustrasi

GENTAONLINE.COM - Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta menilai harga tahu dan tempe kemungkinan akan kembali naik jika kedelai tak kunjung murah.

Hal itu mereka sampaikan merespons prediksi Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bahwa harga kedelai impor akan terus naik hingga Mei 2021 mendatang.

Meski berpotensi naik, Sekretaris II Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Barat Handoko  mengatakan kenaikan masih perlu dikoordinasikan oleh para perajin tahu-tempe di wilayah lain.

"Ya (ada kemungkinan naik). Saya koordinasi lagi dengan wilayah lain, setelah rapat besok," ucapnya saat dihubungi Selasa (12/1).

Menurut Handoko untuk saat ini harga kedelai sudah mulai stabil. Itu bisa membuat kerugian bisa ditekan karena harga jual tahu dan tempe sudah naik.

Hal tersebut katanya tak lepas dari aksi mogok produksi yang dilakukan awal Januari lalu serta berkat kerja sama para perajin tahu dan tempe di berbagai daerah.

"Alhamdulillah setelah mogok 3 hari masyarakat tahu kalau harga kedelai mahal dan otomatis harga tempe tahu juga naik ( mahal)," tutur Handoko.

Para perajin tahu dan tempe tuturnya juga ikut mengapresiasi langkah cepat jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menstabilkan harga kedelai dengan melakukan produksi besar-besaran selama 200 hari ke depan.

Ia menyebutkan, saat ini produsen tahu dan tempe menyambut baik rencana pemerintah itu.

"Pemerintah kelihatannya akan mencari solusi atau langkah yang terbaik buat para pengrajin tempe tahu," imbuhnya.

Seperti diketahui, sejumlah pengusaha produsen tahu dan tempe memutuskan untuk menggelar aksi mogok atau berhenti berproduksi awal Januari lalu. Itu dilakukan untuk memprotes kenaikan harga kedelai.

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syaifuddin menyampaikan mogok produksi dilakukan agar harga tahu dan tempe dapat naik secara serentak di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Sebelumnya, Gakoptindo sendiri telah menyampaikan harga tahu dan tempe akan dinaikkan 10-20 persen dengan mempertimbangkan harga kedelai impor yang terus melambung.

Namun, kata Aip, imbauan tersebut tak diikuti secara kompak oleh beberapa perajin tahu dan tempe. Beberapa mengambil kesempatan meraup untung dengan tidak menaikkan harga agar dagangannya lebih laku.

Akibatnya harga jual tetap rendah dan banyak produsen kembali merugi. Padahal, tutur Aip, kenaikan harga jual adalah satu-satunya solusi jangka pendek untuk menghindari kerugian akibat tingginya harga kedelai.(cnn)

Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Dugaan Pengalihan 723 Hektare Lahan Warga di Kampar, Kades Disebut Terlibat

2

Diduga Bermain di Balik Layar, Dugaan Orkestrasi Politik Bupati Pelalawan

3

Kontraktor Kampar Akhirnya Terima Pembayaran, Ekonomi Bangkinang Bergairah: Ada yang Langsung Lunasi Utang, Ada yang Belanja Perabot Rumah Tangga

4

Purbaya Ungkap Modus Manipulasi Ekspor Sawit, 200 Pelaku Usaha Dipanggil

5

Angkatan IV Pengurus Kopdes Merah Putih di Kampar Ikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas

6

Pemprov Riau Akan Selidiki Kebijakan PT Trada Merumahkan 18 Karyawan, SF Hariyanto Minta Inspektorat Turun Periksa Tata Haira

7

KADIS KOPERASI KAMPAR DIDUGA TERLIBAT SUAP DI BAWAH MEJA PULUHAN JUTA

8

DLHK Riau Disebut Abai, Perusahaan Diduga Beroperasi Tanpa Amdal

9

Semua Berkas Diangkut, Termasuk Data Pokir DPRD Riau: KPK Fokus Proses Anggaran Proyek Era Abdul Wahid