MENU TUTUP

Stafsus: Indonesia Belum Resesi Meskipun Ekonomi Minus

Senin, 10 Agustus 2020 | 12:35:27 WIB
Stafsus: Indonesia Belum Resesi Meskipun Ekonomi Minus ilustrasi internet

GENTAONLINE.COM -- Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Arif Budimanta menilai Indonesia masih belum akan memasuki resesi meskipun pertumbuhan ekonomi pada kuartal II pada tahun ini minus 5,32 persen. Ia menjelaskan, sebuah negara mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya berturut-turut negatif selama dua kuartal dihitung secara tahunan atau year on year (yoy).

Karena itu, saat ini Indonesia masih bisa menghindari resesi jika pertumbuhan ekonomi pada kuartal III nanti tumbuh positif. “Jika sebuah negara mengalami pertumbuhan negatif selama 2 kuartal berturut-turut dihitung secara kuartalan (qtq) bukan secara tahunan (yoy), maka itu belum bisa disebut mengalami resesi. Konsensus semua ekonomi di seluruh dunia menyatakan resesi adalah pertumbuhan negatif perekonomian berturut-turut selama 2 kuartal dihitung secara tahunan (yoy),” jelas dia, Senin (10/8).

Arif mengatakan, pertumbuhan negatif pada kuartal II telah diprediksi sebelumnya. Kondisi tersebut merupakan dampak dari pandemi covid-19 yang mengharuskan diterapkannya kebijakan PSBB. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di kuartal III nanti pun masih bisa naik ke level positif.

“Di kuartal III kita punya peluang kembali ke level positif setelah bergeraknya lagi aktivitas perekonomian dengan protokol adaptasi kebiasaan baru (AKB),” jelasnya.

Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang negatif ini tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di seluruh negara dengan kontraksi yang lebih tajam. Seperti di Uni Eropa yang mengalami kontraksi ekonomi hingga minus 14,4 persen, Singapura minus 12,6 persen, Amerika Serikat minus 9,5 persen, dan Malaysia yang mengalami minus 8,4 persen.

Kondisi ekonomi di Indonesia pun dinilainya lebih baik dibandingkan negara-negara tersebut. Sebab, Presiden meminta untuk melakukan program-program guna mendorong ekonomi domestik.

“Artinya kondisi kita relatif lebih dibandingkan dengan beberapa negara tersebut karena sejak awal Presiden memberikan arahan untuk melakukan program dan fasilitas yang sifatnya counter cyclical untuk mendorong ekonomi domestik khususnya konsumsi masyarakat sehingga tidak membuat ekonomi kita terkontraksi lebih dalam lagi,” ujar dia.(rep)

Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Dugaan Pengalihan 723 Hektare Lahan Warga di Kampar, Kades Disebut Terlibat

2

Diduga Bermain di Balik Layar, Dugaan Orkestrasi Politik Bupati Pelalawan

3

Kontraktor Kampar Akhirnya Terima Pembayaran, Ekonomi Bangkinang Bergairah: Ada yang Langsung Lunasi Utang, Ada yang Belanja Perabot Rumah Tangga

4

Purbaya Ungkap Modus Manipulasi Ekspor Sawit, 200 Pelaku Usaha Dipanggil

5

Angkatan IV Pengurus Kopdes Merah Putih di Kampar Ikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas

6

Pemprov Riau Akan Selidiki Kebijakan PT Trada Merumahkan 18 Karyawan, SF Hariyanto Minta Inspektorat Turun Periksa Tata Haira

7

KADIS KOPERASI KAMPAR DIDUGA TERLIBAT SUAP DI BAWAH MEJA PULUHAN JUTA

8

DLHK Riau Disebut Abai, Perusahaan Diduga Beroperasi Tanpa Amdal

9

Semua Berkas Diangkut, Termasuk Data Pokir DPRD Riau: KPK Fokus Proses Anggaran Proyek Era Abdul Wahid