MENU TUTUP

Kemenristek Tegaskan Belum Ada Satupun Obat Spesifik Khusus COVID-19

Selasa, 18 Agustus 2020 | 14:19:10 WIB
Kemenristek Tegaskan Belum Ada Satupun Obat Spesifik Khusus COVID-19 ilustrasi internet

GENTAONLINE - Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kementeristek/BRIN, Ali Ghufron Mukti menegaskan hingga saat ini belum ada satupun obat spesifik khusus untuk mengobati pasien COVID-19.

“Jadi sampai sekarang belum ada satupun yang kita bisa klaim sebetulnya merupakan satu obat. Meskipun banyak klaim-klaim dari beberapa entah mengatakan penelitian atau tidak. Tapi yang termasuk di dalam konsorsium itu belum satupun yang bisa dikatakan inilah obat spesifik, spesifik ya yang khusus untuk COVID-19,” tegas Ali dalam diskusi bertema Obat dan Terapi Terkini untuk Pasien COVID-19 di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta (18/8/2020).


Ali pun mengatakan termasuk imunomodulator untuk meningkatkan imun dengan obat-obat herbal yang saat ini sedang dikembangkan dan diuji cobakan untuk pasien COVID-19 di Wisma Atlet masih dalam proses. “Termasuk imunomodulator yang sedang kita kembangkan, kemarin sudah mulai dibuka yang di Wisma Atlet itu, kita juga masih dalam proses,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Ali menjelaskan bahwa Kemenristek BRIN telah membuat konsorsium riset dan inovasi terkait COVID-19. Ia mengatakan ada lima hal yang kini sedang dikembangkan. “Jadi kita di Ristek BRIN itu membentuk sebuah konsorsium riset dan inovasi terkait COVID-19 itu untuk melakukan berbagai persoalan. Terutama ada lima hal sebetulnya itu menyangkut prevention, itu menyangkut tidak saja imunomodulator tetapi juga vaksin, kemudian juga kita alat-alat kesehatan,” jelasnya.

 

“Selain itu, selain alat kesehatan, kita juga ada obat dan terapi. Obat itu sedang kita teliti, banyak hal termasuk kalau kita dengar yang terakhir mengenai provinavir kemudian ritonavir ada digabung-gabung, dikombinasi dengan azitromisin dan lain sebagainya,” sambung Ali.

Ali juga melanjutkan selain obat dan terapi, konsorsium riset juga mengembangkan salah satunya terapi plasma konvalesen dan stem sel. “Nah kita juga tidak hanya berhenti pada obat tapi terapi. Terapi termasuk plasma konvalesen dengan teman-teman di Kementerian Kesehatan, RSPAD dan lain-lain,” katanya.(sndo)

Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Dugaan Pengalihan 723 Hektare Lahan Warga di Kampar, Kades Disebut Terlibat

2

Diduga Bermain di Balik Layar, Dugaan Orkestrasi Politik Bupati Pelalawan

3

Kontraktor Kampar Akhirnya Terima Pembayaran, Ekonomi Bangkinang Bergairah: Ada yang Langsung Lunasi Utang, Ada yang Belanja Perabot Rumah Tangga

4

Purbaya Ungkap Modus Manipulasi Ekspor Sawit, 200 Pelaku Usaha Dipanggil

5

Angkatan IV Pengurus Kopdes Merah Putih di Kampar Ikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas

6

Pemprov Riau Akan Selidiki Kebijakan PT Trada Merumahkan 18 Karyawan, SF Hariyanto Minta Inspektorat Turun Periksa Tata Haira

7

KADIS KOPERASI KAMPAR DIDUGA TERLIBAT SUAP DI BAWAH MEJA PULUHAN JUTA

8

DLHK Riau Disebut Abai, Perusahaan Diduga Beroperasi Tanpa Amdal

9

Semua Berkas Diangkut, Termasuk Data Pokir DPRD Riau: KPK Fokus Proses Anggaran Proyek Era Abdul Wahid