Syamsuar Pilih Iwan Patah Meski Melanggar Aturan, DPP Golkar Soroti Keputusan Itu

PEKANBARU – Keputusan Syamsuar yang memilih Parisman Ikhwan alias Iwan Patah untuk menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Riau memunculkan kontroversi besar di internal Partai Golkar. Pasalnya, Iwan Patah bukan kader murni diketahui sebelumnya merupakan kader dan calon legislatif dari Partai Hanura, sebuah fakta yang melanggar ketentuan internal Partai Golkar yang mengharuskan kader yang dipilih harus loyal dan tidak memiliki keterikatan dengan partai lain.
Menurut sumber dari DPP Golkar, keputusan Syamsuar untuk menabrak aturan ini menimbulkan keraguan. "Seharusnya yang dipecat adalah Syamsuar sendiri, bukan Eet (Indra Gunawan). Syamsuar justru melanggar ketentuan partai dengan memilih Iwan Patah yang bukan kader Golkar," ujar sumber tersebut yang meminta identitasnya tidak disebutkan.
Keputusan Syamsuar memberikan jabatan strategis kepada Iwan Patah sempat menjadi langkah kontroversial. DPP Golkar menganggap tindakan tersebut bertentangan dengan prinsip dasar partai yang menuntut loyalitas dan kesetiaan terhadap aturan internal. Iwan Patah yang sebelumnya terlibat dalam politik Hanura dinilai tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi bagian dari kepengurusan Golkar.
Namun, meskipun mendapatkan kritik dari DPP Golkar, Syamsuar tetap mempertahankan pilihannya, yang dianggapnya sebagai langkah strategis dalam upaya menjaga kekuasaan di tubuh Golkar Riau. Sementara itu, beberapa pihak dari dalam Golkar mendesak agar tindakan Syamsuar ini dievaluasi secara menyeluruh.
Situasi ini semakin memanas setelah munculnya desakan untuk memecat Iwan Patah dari keanggotaan Golkar, dengan alasan pelanggaran aturan partai. Sebagai bagian dari dinamika internal partai, konflik ini menunjukkan adanya ketegangan yang semakin memperburuk hubungan antara Syamsuar dan kubu lainnya, termasuk loyalis Engah Eet, yang kini mendukung SF Hariyanto.
Dengan kontroversi yang berkembang, keputusan-keputusan politik yang diambil oleh Syamsuar akan menjadi sorotan, dan masa depan kepemimpinan Golkar Riau semakin dipertanyakan. (Rls)