Kades Tarai Bangun Tegaskan Bahwa Pelaku Terduga Kumpul Kebo Sudah Pindah
.jpg?w=780&q=90)
Kampar – Ketegangan sempat memuncak di lingkungan RT 03/RW 06, Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, setelah seorang warga yang diduga melakukan praktik prostitusi melanggar perjanjian dengan masyarakat untuk segera pindah dari lingkungan tersebut.
Sosok yang dimaksud adalah seorang perempuan bernama Era, yang merupakan janda ditinggal suami karena terjerat kasus narkoba dan hutang. Warga menaruh curiga terhadap aktivitas mencurigakan di rumah Era sejak lama, dan dugaan itu terbukti setelah dilakukan penggerebekan oleh warga pada Jumat malam, 11 April 2025.
Dalam penggerebekan sekitar pukul 00.00 WIB yang dilakukan saat listrik padam, warga mendapati seorang pria bukan muhrim berada di dalam rumah Era. Motor pria tersebut juga terlihat dimasukkan ke dalam rumah. Setelah listrik menyala, pelaku membutuhkan waktu lama untuk membuka pintu. Saat terbuka, benar saja, seorang pria yang tidak memiliki hubungan keluarga ditemukan di dalam rumah.
Warga yang geram kemudian menuntut Era agar meninggalkan kampung, mengingat perjanjian sebelumnya sudah dibuat namun tidak dipatuhi. Dalam kesepakatan itu, Era diberi waktu tiga hari untuk pindah, namun hingga 10 hari kemudian, pelaku masih menetap di lingkungan tersebut.
Menurut warga seperti Kang Ari, Pak Ujang, Bu Cici, dan Pak Wagimin, kejadian serupa pernah terjadi sebelum Ramadan, ketika Era juga ketahuan bersama laki-laki di dalam rumah pada tengah malam, namun saat itu pelaku berdalih pria tersebut adalah keluarganya.
Kemarahan warga semakin memuncak ketika RT setempat, Syofian Hadi, dinilai tidak tegas menindak pelaku meskipun laporan sudah masuk. Ketika warga bertindak langsung tanpa koordinasi dengan RT, Syofian Hadi merasa tidak dihargai dan sempat menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya.
Saat berita ini diterbitkan, Ketua RT 03/RW 06 belum bisa ditemui. Namun, Kepala Desa Tarai Bangun, Andra Maistar, menyatakan bahwa pelaku kini telah resmi pindah dari wilayah tersebut.
“Mudah-mudahan ada hikmahnya dari kejadian ini. Saya juga mengimbau agar warga terus menjaga keamanan dan kenyamanan kampung kita. Terima kasih atas kepedulian semua pihak,” ujar Kades Andra.
Warga berharap kejadian serupa tidak terulang lagi dan meminta aparat serta tokoh masyarakat bersikap tegas demi menjaga ketertiban dan norma sosial di lingkungan mereka.
(lelek)