Tambang Ilegal Marak di Sijunjung, Nama Oknum Aparat Terseret dalam Upaya Pengkondisian Wartawan

SIJUNJUNG, GENTAONLINE— Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, kembali menjadi sorotan. Sejumlah excavator terlihat beroperasi secara ilegal di kawasan Muaro Bodi, dan diduga jumlahnya terus bertambah. Tak hanya itu, ribuan unit rakit tambang, yang dikenal sebagai “kapal kecil”, juga dikabarkan aktif menambang emas di sepanjang aliran sungai di wilayah tersebut.
Fenomena ini memicu keprihatinan publik, lantaran aktivitas tambang ilegal tersebut terkesan lepas dari pantauan aparat penegak hukum. Bahkan, muncul dugaan keterlibatan oknum aparat dalam upaya meredam pemberitaan media terkait praktik ilegal ini.
Sumber media ini menyebut nama Wandre, yang mengaku sebagai utusan dari salah satu pejabat di Polres Sijunjung. Wandre diduga beberapa kali meminta wartawan untuk tidak memperpanjang pemberitaan mengenai PETI.
“Bang, jangan diributin itu. Kapolres nelpon, kenapa Athia ikut-ikutan ribut? Kalau diributin terus, bisa-bisa aktivitas PETI terganggu,” ujar Wandre, meniru ucapan yang disebutnya berasal dari Kapolres Sijunjung.
Pernyataan itu merespons liputan wartawan bernama Athia, yang tetap konsisten mengungkap aktivitas tambang ilegal meski sempat mengalami intimidasi. “Lebih baik kehilangan sahabat daripada kehilangan kepercayaan publik,” tegas Athia saat diwawancarai.
Tak hanya itu, Wandre juga disebut meminta sejumlah media untuk menurunkan berita tentang PETI yang sebelumnya sempat viral. Ia bahkan diduga memberikan sejumlah uang kepada wartawan sebagai bentuk “pengondisian”, dan menjanjikan kompensasi rutin bulanan. Namun, janji tersebut tidak terealisasi.
> “Bulanan yang dijanjikan Wandre tidak pernah kami terima. Banyak alasan yang ia buat. Kami menduga dia menjual nama-nama kami demi kepentingan pribadinya,” ujar salah satu sumber wartawan lokal.
Tambang Ilegal Semakin Marak
Ironisnya, alih-alih berkurang, aktivitas PETI justru dilaporkan semakin meluas di berbagai titik di Sijunjung. Lokasi tambang juga berpindah-pindah demi menghindari sorotan publik dan aparat. Keberadaan tambang rakit skala besar pun semakin sulit dikendalikan.
Masyarakat berharap aparat penegak hukum, khususnya Kapolda Sumatera Barat, segera mengambil tindakan tegas dan transparan. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap aparat di lapangan yang diduga membiarkan atau bahkan terlibat dalam aktivitas ilegal tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak media masih berupaya mengonfirmasi kepada Polres Sijunjung dan pihak terkait lainnya. Masyarakat menanti sikap tegas pemerintah dan aparat agar hukum benar-benar ditegakkan di bumi Ranah Minang. (Laporan: Edy Lelek)