Cabor Riau Bentuk Forkicau, Desakan Pembenahan KONI Riau Menguat
Foto:
PEKANBARU — Suara perubahan di tubuh KONI Riau kembali menguat. Sebanyak 40 cabang olahraga (cabor) dari total 63 cabor resmi membentuk Forum Komunikasi Cabang Olahraga Riau atau Forkicau dalam pertemuan di Hotel Pangeran, Pekanbaru, Selasa (2/12). Forum ini lahir dari kegelisahan kolektif cabor terhadap lemahnya pembinaan dan prestasi olahraga Riau dalam beberapa tahun terakhir.
Pertemuan yang digagas Team 7—Yudersmon, Deni Ermanto Iddehan, Uspandi, Erwinsyah, Martias, Amrisal, dan Ichal—menjadi ajang konsolidasi besar cabor Riau. Di ruang diskusi, kritik terhadap KONI Riau mencuat terang-terangan.
Ketua Sambo Riau, Enriko, menyebut KONI saat ini “ber-rapor merah”. Menurutnya, pembinaan yang seharusnya menjadi fokus justru berjalan di bawah standar. Pandangan serupa disampaikan Indra Tanjung dari cabor Woodball. Ia menilai KONI belum menunjukkan perhatian memadai terhadap cabor yang berada di bawah naungannya.
Dari bulutangkis, Idris Isubadi menegaskan bahwa calon Ketua KONI Riau ke depan harus menjalani tes kompetensi dan menyampaikan visi-misi secara terbuka di depan Forkicau. “Kami ingin pemimpin yang benar-benar memahami kebutuhan cabor,” tegasnya.
Kekecewaan juga datang dari cabor lain. Masuardi dari Forki mengkritik dugaan perlakuan pilih kasih oleh KONI. Sementara Yasmin dari Kick Boxing menyebut ada “kegelisahan bersama” terkait kepemimpinan KONI saat ini. “Kita butuh perubahan,” katanya.
Koordinator Team 7, Deni Ermanto Iddehan, menyebut pertemuan ini menjadi titik balik. Ia mengapresiasi Ketua Catur Riau, H Syafri Jaya, yang memfasilitasi forum tersebut. “Ini momentum penting. Kami menampung semua aspirasi demi pembenahan KONI Riau,” ujarnya.
Forkicau Menghasilkan Lima Rekomendasi Utama:
1. Sepakat membentuk Forum Komunikasi Pengprov Cabor se-Riau.
2. Menilai kepemimpinan KONI saat ini belum mampu mengangkat prestasi olahraga, terlihat dari capaian PON Sumut–Aceh.
3. Ketua KONI ke depan harus figur energik, sehat, dan mampu mengatasi berbagai persoalan teknis terutama terkait pengiriman atlet ke event olahraga.
4. Pertemuan lanjutan dijadwalkan pada 12 Desember 2025 di Persambi Riau untuk memfinalisasi kriteria calon ketua dan mendengar visi-misi kandidat.
5. Calon ketua diwajibkan menandatangani fakta integritas terkait komitmen pembinaan seluruh cabor.
Dalam sesi akhir, Sudirman memberikan pernyataan tegas. Ia mengingatkan agar preseden pemilihan KONI empat tahun lalu—yang berlangsung aklamasi berdasarkan dukungan KONI kabupaten/kota—tidak terulang.
“Kita ini 63 cabor. Masa kalah oleh sembilan KONI kabupaten/kota? Cabor punya otoritas mandiri. KONI tanpa cabor tidak berjalan, sementara cabor tetap bisa hidup tanpa KONI,” tegasnya.
Ia menyebut 40 cabor yang hadir telah sepakat bersatu dan berharap jumlah itu bertambah menjadi 50 pada pertemuan berikutnya. “Kalau 50 cabor bersatu, aklamasi justru bisa lahir dari kekuatan cabor sendiri,” ujarnya.
Lahirnya Forkicau menjadi sinyal kuat bahwa cabor kini mengambil langkah bersama untuk memperbaiki arah pembinaan olahraga Riau menjelang periode kepemimpinan KONI 2026–2030.
(Rls)