MENU TUTUP

Bambang Pacul PDIP: Siapa Pun Capresnya, Puan Cawapres

Selasa, 08 Juni 2021 | 09:05:44 WIB
Bambang Pacul PDIP: Siapa Pun Capresnya, Puan Cawapres

GENTAONLINE.COM - Sebuah rekaman memperdengarkan suara Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bidang Pemenangan Pemilu, Bambang 'Pacul' Wuryanto tentang skenario Pilpres 2024 yang beredar di media sosial.

Dalam rekaman berdurasi sekitar tiga menit ini terdengar percakapan Bambang memposisikan Ketua DPP PDIP Puan Maharani sebagai calon wakil presiden, siapa pun calon presiden yang diusung PDIP nanti.

"Rumusnya, Puan Maharani teh botol sosro. Apapun makanannya, minumnya teh botol sosro. Ya to? Siapa pun calon presidennya, wakilnya PM (Puan Maharani)," demikian kata Bambang

Namun, pria itu menyatakan DPD PDIP Jawa Tengah bakal tak sepakat manakala sosok yang ditunjuk sebagai capres adalah Ganjar Pranowo. Bambang Pacul sendiri saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPD PDIP Jawa Tengah.

"Apakah presidennya Ganjar, wakilnya Puan? Yang bener, dalam soal capres, DPD PDI Perjuangan tidak sejalan dengan kemauannya Ganjar. DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah tidak sejalan dengan kemauannya Ganjar dalam hal pencalonan presiden," tegasnya.

DPD PDIP Jawa Tengah tetap akan menanti titah Ketua Umum Megawati Sukarnoputri. Namun, apabila nama Ganjar yang muncul dalam rekomendasi, Bambang bersedia angkat kaki dari partai.

"Berani Cul, berani, kenapa takut? Nanti kalau Ganjar dikasih rekomendasi. Kemungkinan itu ada tidak? Ya ada, tapi nol koma nol nol persen. Masih ada mbak Puan, tidak bisa," sebutnya.

Bambang meyakini Puan sekarang sudah cukup matang lantaran pernah menjabat di lorong kekuasaan Istana maupun Senayan. Sosok putri Megawati itu dianggapnya sudah punya kapasitas untuk bermufakat bersama para elit.

"Kalau rekom jatuh ke Ganjar, Bambang Pacul mengundurkan diri dari jabatannya!" tegas dia.

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto pun membenarkan bahwa suara pria pada rekaman tersebut merupakan Bambang Pacul.

Hasto menyebut rekaman tersebut adalah perbincangan Bambang bersama wartawan di sebuah kantor partai di Jawa Tengah, bukan dengan Megawati. Kendati, dia tak mengatakan spesifik kapan waktunya.

"Oh itu Pak Bambang Pacul sedang berada di Jawa Tengah. Di kantor partai dan kemudian berbicara dengan wartawan yang seharusnya off the record. Tapi, ternyata malah ada yang membocorkan," kata Hasto di Gedung DPD PDIP DIY, Kota Yogyakarta, Sabtu (5/6).

Menanggapi skenario Pilpres 2024 yang disebutkan Bambang Pacul, Hasto berujar bahwa calon presiden dan wakil presiden sejatinya dipersiapkan sebaik mungkin demi bisa mengemban tugas penting secara ideologis. Oleh karena itu partai melakukan konsolidasi.

"Partai melakukan langkah konsolidasi, sehingga ketika Ibu Megawati Sukarnoputri dengan menggunakan hak prerogatif beliau mengambil keputusan, seluruh jajaran partai langsung bergerak, termasuk untuk relawan," ucap Hasto.

"Konsolidasi dulu, karena apapun kita itu percaya untuk urusan pemimpin nasional itu selalu ada campur tangan dari Tuhan Yang Maha Esa. Itu proses spiritual yang harus dilakukan, dan pada saat bersamaan, partai melakukan langkah-langkah konsolidasi kepartaian," pungkasnya.(cnn)

Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Dugaan Pengalihan 723 Hektare Lahan Warga di Kampar, Kades Disebut Terlibat

2

Diduga Bermain di Balik Layar, Dugaan Orkestrasi Politik Bupati Pelalawan

3

Kontraktor Kampar Akhirnya Terima Pembayaran, Ekonomi Bangkinang Bergairah: Ada yang Langsung Lunasi Utang, Ada yang Belanja Perabot Rumah Tangga

4

Purbaya Ungkap Modus Manipulasi Ekspor Sawit, 200 Pelaku Usaha Dipanggil

5

Angkatan IV Pengurus Kopdes Merah Putih di Kampar Ikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas

6

Pemprov Riau Akan Selidiki Kebijakan PT Trada Merumahkan 18 Karyawan, SF Hariyanto Minta Inspektorat Turun Periksa Tata Haira

7

KADIS KOPERASI KAMPAR DIDUGA TERLIBAT SUAP DI BAWAH MEJA PULUHAN JUTA

8

DLHK Riau Disebut Abai, Perusahaan Diduga Beroperasi Tanpa Amdal

9

Semua Berkas Diangkut, Termasuk Data Pokir DPRD Riau: KPK Fokus Proses Anggaran Proyek Era Abdul Wahid