Dalami Ilmu Sejarah dan Peradaban Bumi Lancang Kuning, Mahasiswa UIR Kunjungi Museum Sang Nila Utama

Kamis, 13 Desember 2018 | 16:20:25 WIB
Dalami Ilmu Sejarah dan Peradaban Bumi Lancang Kuning, Mahasiswa UIR Kunjungi Museum Sang Nila Utamai Foto:

GENTAONLINE.COM-Pendidikan tidak selamanya harus dalam ruangan namun pembelajaran dengan mengunjungi museum merupakan metode pembelajaran menarik dan mempermudah mahasiswa memahami sejarah peninggalan manusia yang pernah ada.

Demikian diungkapkan Berry Rezki Ananda Ketua Tingkat Angkatan 2018 Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Islam Riau (UIR), Kamis (13/12).

Museum Sang Nila Utama diresmikan pada 9 Juli 1994 Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Edi Sedyawati. Pasca dikeluarkan UU No. 22 Tahun 1999 kemudian direvisi dengan UU No. 32 Tahun 2001 tentang Pemerintahan Daerah, maka Museum Negeri Provinsi Riau berganti nama menjadi Sang Nila Utama.

"Hari ini kami Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan (IP) Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UIR Angkatan 2018 mengunjungi museum Sang Nila Utama Provinsi Riau," sebut Berry.

Kunjungan ke museum merupakan bagian dari proses pembelajaran dalam upaya mengenalkan mahasiswa terhadap situs budaya dan peninggalan sejarah bangsa Indonesia khususnya mengenai sejarah Provinsi Riau. "Ini sangat bagus karena bisa memberikan pemahaman pada mahasiswa terkait sejarah seperti sejarah Bahasa Indonesia yang bersumber dari Bahasa Melayu Riau," papar mahasiswa asal Rokan Hulu itu.

Endrizal Koordinator Museum Sang Nila Utama Provinsi Riau mengapresiasi kunjungan mahasiswa Fisipol UIR.  "Selamat datang di museum selamat menyaksikan koleksi yang ada disini ada berbagai koleksi peninggalan sejarah diantaranya mengenai situs candi muara Takus dan istana Siak," jelas pegawai yang telah mengabdikan diri selama 22 tahun di Pemerintahan Provinsi Riau itu.

Endrizal mengaku, akhir akhir ini pengunjung terbanyak ke museum berasal dari kalangan mahasiswa.  "Terutama dari dimahasiswa Universitas Islam Riau. Ini tentu membawa dampak positif bagi kedua pihak khususnya pada mahasiswa mereka bisa melihat langsung sejarah perkembangan manusia dengan mengamati sejarah yang pernah ada," sebutnya.

"Karena di dalam museum kita dapat menyaksikan berbagai bentuk peninggalan sejarah. Untuk itu mari sama sama kita pelajari dan kita pahami bahwa Indonesia sangat kaya akan budaya dan sejarah," terangnya.

Herik Saputra Koordinator Lapangan (Korlap) Mahasiswa IP sangat mengapresiasi kegiatan kunjungan budaya ke museum sang Nila utama Provinsi Riau.  "Ini merupakan kunjungan budaya yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa terutama yang ingin mendalami sejarah dan perkembangan terkait bumi melayu Lancang Kuning," terang mahasiswa semester I itu.

Menurut Herik, kunjungan ke situs budaya sangat perlu dilakukan mengingat ilmu pengetahuan semakin berkembang dan museum merupakan bagian sumber penting ilmu pengetahuan yang pernah ada. "Melalui kunjungan budaya ini kita lebih mengetahui dan paham bahwa keberagaman dan kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua kawan-kawan yang telah membantu," sebut Herik.

Ranti Aulia Putri mahasiswa Ilmu Pemerintahan UIR menuturkan, kunjungan budaya ke museum harus senantiasa dilakukan karena mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan) harus mampu mengetahui sejarah perkembangan manusia dari segala aspek kehidupan.
"Agar muncul rasa hormat dan menghargai para pejuang bangsa karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa para pahlawannya," papar Sekretaris IP H itu.

Indra Lesmana mahasiswa Ilmu Pemerintahan berharap, kunjungan ke museum dapat memberi pemahaman sekaligus menjadi ajang memperkenalkan mahasiswa pada budaya yang pernah ada. "Ini merupakan kunjungan saya yang pertama kali, semoga dengan ini kami akan meningkatkan kualitas terutama pemahaman terkait sejarah yang ada," harapnya.

Indra menyebutkan, kunjungan mahasiswa Prodi IP ke museum merupakan bagian dari proses pembelajaran sekaligus menjadi sarana memperdalam pengetahuan mahasiswa. "Kami dari prodi Ilmu Pemerintahan ingin mengetahui lebih mendalam mengenai perkembangan sejarah bahasa Melayu," terangnya.

Nama "Sang Nila Utama" berasal dari nama seorang pangeran sriwijaya yang menjadi raja Bintan dan pendiri kerajaan Singapura pada tahun 1922. Riau dahulunya merupakan pusat kebudayaan dan pernah berada di puncak kejayaan sebagai kerajaan besar di Indonesia. (rls)

Tulis Komentar