Kasus Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) Dinas Kesehatan Diduga Mengendap di Polres kampar

Kampar - Penyelenggaraan program penyewaaan rumah tunggu ibu yang mau melahirkan dikabupaten kampar tahun 2016 dan tahun2017 di duga tidak teralisasi sesua dengan harapan pemerintah,program sewa rumah tunggu ibu yang mau melahirkan merupakan satu pasilitas yang disediakan pemerintah untuk membantu warga masyarakat yang jauh jangkauan rumahnya dari puskesmas, sehingga pemerintah telah nnyediakan rumah tunggu ibu yang mau melahirkan dekat dengan puskesmas Di tahun 2016 dinas kesehatan kampar menyewakan rumah tunggu ibu yang mau melahirkan sewa sebanyak 27 rumah dengan anggaran sewa pertahun sebesar 279 000. 000 namun teralisasi hanya sebesar 275.025.000 ,
Kemudian penyewaan rumah tunggu ibu yang mau melahirkan ditahun 2017 dilanjutkan dengan jumlah sebanyak 31 rumah,dengan anggaran sewa sebesar 11 49 800 .000 namun yang teralisasi hanya sebesar ,1075.625.650 dari perselisihan harga anggaran timbul masalah sampai ke polres kampar kemudian media genta online meng konfirmasi( PPTK /PPK) zolmi wardi ,SKM,Mkes melalui whatsapp nya tidak aktif diduga terkait biaya penyediaan rumah tunggu ibu yang melahirkan ditahun 2016 sekaligus dengan anggaran ditahun 2017 menjelas sampai masuk kepihak hukum. Ketika itu saya benar
PPTK / PPK tapi permasalah ini saya
sudah dipanggil dan beberapa keterangan sudah saya sampai kepada penagak hukum yang menjadi permasalahnya disaat itu penggunaan anggaran yang tidak bisa dibuktikan karena kami selaku bawahan tidak mungkin meminta bukti tanda terima atasan tentu saja kami selalu berbuat sesuai permintaan," ungkap zw ," zw juga kw menyanpaikan kepada wartawan genta online semua kegiatan yang ada didinas kesehatan saat itu diadakan pemotong sebesar 15/20 persen disitu dicairkan cek langsung melalui bendara terangnya,
Zw mengungkap keluhannya kepada wartawan genta online bahwa," jika permasalahan ini berlanjut saya tidak mau bertanggung jawab sendiri, karena segala upaya sudah kami lakukan,pinjam meminjam sudah kami lakukan kesana sini bahkan saya korbankan uang tunjangan saya lebih kurang 127 juta," ungkapnya ,
Kemudian ditambahkan lagi berdasarkan data yang ada ditangan media genta online bahwa," eni sumarti skm sudah menberikan keterangan kepada penegak hukum sesuai data yang tertera pada huruf (a)dana yang dicairkan untuk sewa rumah pada tahun 2016 dilakukan sebanyak tiga kali bertahap pencairan, selanjutnya dijelas huruf(b) untuk tahun 2016 menerima perintah untuk melakukan pembayaran tahaf sebanyak 27 rumah sampai selanjutnya, dihuruf(c)dijelaskan dana yang diterima untuk pembayaran tahaf sebanyak 27 rumah adalah sejumlah RP 178.279.600 setelah potongan pajak di huruf(d)dijelas dari pembayaran 27 rumah tersebut pembayaran uang sewa yang diterima dari pemilik rumah tidak sesuai dengan angka yang dalam surat perjanjian atau kwaitansi ,melainkan adanya potongan beban dinas yang ada didalamnya dihuruf(e) dijelaskan masing masng pemilik rumah nominal sewa yang dilakukan pemotongan dari setiap uang sewa tersebut diperoleh untuk uang beban dinas sebesar RP 68595815,
Di huruf(f) dijelas kan beban dinas yang terkumpul selanjutnya selanjutnya diserahkan ke PPTK dihuruf(g) dijelas pembayaran sewa rumah untuk tahun 2016 langsung di bayangkan kepada setiap pemilik rumah setelah uang dicair melalui sitem Gu (ganti uang).Tidak sampai situ penegak hukum lanjutkan keterang staf pelayanan kesehatan yang bernama ASNELI ditambahkan lagi dengan keterangan Meldi Diani, Staf pelayanan kesehatan, menyampaikan bahwa dana yang di keluarkan dari kas tersebut, dijadikan biaya beban dinas,
Untuk memastikan kebenaran informasi yang disampai ketiga stafnya sekertaris dinas kesehatan media mendatangi keruang kantor mantan sekertaris dinas kesehatan wartawan media genta online mencoba mendatangi ruang kantor kesehatan (DSB) selalu tidak berada ditempat dengan alasan dinas luar seharus kamikonfirmasi mantan sekertaris dinas kesehatan tahun2016/2017 melalui whatsApp wa itu masuk dengan bukti ada tanda celis berwarna biru akan tetapi( DSB) tidak nau jawab kemudian kami coba nenghubungi melalui telp slelurnya juga tidak mau angkat sampai berita ini diterbit kan Tutup (edy lelek)