Malangnya Nasib Buruh PT. RCM, Dipecat dan Ditelantarkan

GENTAONLINE.COM-Sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah nasib yang dialami Januari Gea karyawan PT. RCM di Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar yang diperlakukan tidak manusiawi oleh perusahaan.
Nasib apes yang dialami Januari Gea warga kabupaten Kampar Riau asal kepulauan Nias ini dari kecelakaan kerja yang dialaminya di PT. RCM. Dengan kondisi pergelangan kaki yang nyaris putus , tidak membuat surut pihak perusahaan untuk menolong.
Menurut Januari Gea bahwa ia sudah bekerja selama lebih 4 tahun di PT. RCM. Ia di pekerjakan sebagai tenaga pemotong rumput dengan khusus mamakai mesin potong rumput, selama 4 tahun. Namun ia tidak di beri sepatu safety oleh perusahaan.
Dia mengatakan bahwa sejak awal mulai bekerja dia dan keluarganya diberi rumah tempat tinggal, sejak kecelakaan kerja terjadi pada bulan Februari 2017.
Ketua DPD HIMNI, Drs.Sozifao Hia, M.SI berserta rombongan Paguyuban Nias Riau IKNR , HIMNI dan IKN Pelalawan ketika mengunjungn Januari Gea di area kebun PT. RCM menyampaikan bahwa perbuatan perusahaan kejam dan tidak manusiawi.
Bukan hanya memecat Januari pihak perusahaan sama sekali tidak memberi pesangon sementara korban sudah bekerja selama empat tahun diperusaan tersebut, belum lagi kehidupan keluarga mereka semakin dipersulit,
"kebun singkong yang selama ini menompang hidup mereka dirusak oleh perusahaan" jelas Ketua DPD HIMNI Riau.
Anehnya lagi, pada Juni lalu didampingi oleh SBRM serikat buruh Riau Mandiri, sudah melaporkan kasus ini ke disnakertrans Prov Riau, setelah melalui proses panjang , akhirnya Depnakertrans menetapkan hak Januari Gea sebesar sekitar Rp. 69 juta.
Ternyata putusan Depnaker ini memicu kekejaman baru dari perushaan , jumat (10/11/17) Januari dan keluarganya diusir dari rumah, barang-barangnya di angkut keluar oleh Manager Sagala dan humas dengan di kawal oleh satu orang Brimob pakaian lengkap dengan senjata laras panjang.
Januari mengatakan bahwa mereka sangat menderita hanya tidur beralaskan perlak dan beratap tenda seadanya. "Pada musim hujan ini kami sangat kedinginan," ungkapnya lirih.
Kompol Jhon Firdaus yg mengawal kunjungan paguyupan Nias ini juga ini sempat jengkel mendengar informasi dan team mulai terpancing emosi melihat perlakuan perusaahaan, namun Kapolsek meminta agar kita bersabar dan berjalan kaki saja sekitar 200 m.
"Lebih baik sabar ya Pak, ini perusahaan memang bandel sekali ucap Kapolsek, kita jalan kaki saja," pintanya.
Kedatangan rombongan paguyupan Riau asal Nias yang didampingi Kapolsek Kampar Kiri sempat terjadi ketegangan di ampang -ampang mendekati lokasi tempat korban. Pasalnya, security perusahaan tidak bersedia membuka ampang –ampang dengan dalih mereka di perintahkan oleh Heri Irawan Bos besar PT.RCM.
Menurut salah seorang staf diperusahaan, menyampaikan kepada rombongan bahwa mereka tidak bisa berbuat apa -apa, " Kami hanya karyawan Pak, semua perintah Bos ( Heri Irawan ,red) " kata staf yang namanya minta tidak di tulis agar tidak dipecat.
Pekerja lain juga mengatakan bahwa mereka takut menampung Januari di rumah mereka , kami takut pak, kami sudah diancam," papar mereka.
Pimpinan PT RCM Heri Irawan yang ditemui wartawan di kantornya tidak berhasil karena tidak berada ditempat. (rls/mr)