Dewan Kampar Bersama IWO Kunjungi Junaidi, Penderita Penyakit Aneh di Kampar
GENTAONLINE.COM-Iba, itulah kata yang pantas untuk menggambarkan kondisi Junaidi, warga RT 02 RW 01 Dusun 1 Desa Limau Manis Kecamatan Kampar yang menderita penyakit aneh yang membuat perkembangan fisiknya tak seperti usianya yang sudah 20 tahun dan tak bisa berkomunikasi alias bicara.
Didampingi Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Kampar Mirdas Aditya, beserta beberapa orang awak media, Syahrul Aidi Lc MA Anggota DPRD Kampar Komisi II, Rabu pagi (13/12) berkunjung ke rumah Junaidi yang tinggal bersama kakeknya Muhammad Ali (80 tahun) dan neneknya Khairia (70 tahun).
Menurut Khairia, cucunya ini mulai menderita penyakit aneh sejak umur tiga bulan dan setelah itu perkembangan fisiknya tak normal hingga saat ini seperti tubuh balita dan tak bisa bergerak sedikitpun. "Yang kita lihat hanya ketawa dan tangisannya,” ungkap neneknya.
“Ibu Junaidi sudah meninggal disaat ia masih bayi dan ayahnya pun pergi meninggalkannya. Dulu pernah dilakukan pengobatan secara alternatif dan medis, namun karena keterbatasan dana membuat kami pasrah,” ujarnya.
Ditambahkan Kairia, untuk kebetuhan sehari-hari pihaknya hanya bergantung dari pemberian pamannya yang berpropesi sebagai petani karet. Junaidi juga memakai pempers bayi, saat ini Junaidi mendapat bantuan dari Dinsos Rp300 ribu perbulan.
Sementara itu, Syahrul Aidi sangat menyayangkan hal seperti ini yang sudah berlangsung lama dan tak ada perhatian sedikitpun dari pihak terkait, padahal ini adalah tanggung jawab bersama.
Syahrul meminta kepada RT, RW agar bersinergi dengan perangkat Desa dan yang terpenting Kades harus cepat tanggap untuk membantu warganya yang membutuhkan.
"Apalagi ini menyangkut keberlangsungan kehidupan seseorang. Petugas medis yang bertugas di daerah ini hendaknya bisa lebih proaktif dan menjemput bola, kita berharap kejadian seperti ini jangan sampai terus terulang lagi," pintanya.
Sementara itu, Ketua IWO Kampar Mirdas Aditya dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa, pihaknya akan berupaya untuk mempublikasikan keberadaan Junaidi yang malang ini, sehingga nantinya terekspos dengan baik dan membuka pintu hati pemerintah untuk memberikan bantuan.
"Memang kita sangat iba sekali melihat adik kita ini, sekiranya pemerintah maupun donatur yang memiliki rezeki melimpah, untuk sama-sama membantu adik kita ini agar mendapatkan pengobatan dengan baik," ajak Mirdas. (*)