Nursidah, Guru SDN 181 Panam yang Mengabdi 22 Tahun, Gagal Sertifikasi karena Belum Sarjana
.jpg?w=780&q=90)
Pekanbaru – Nursidah, guru berusia 57 tahun yang telah mengabdikan diri selama 22 tahun di SDN 181 Panam, Jalan Kubang Raya Gg. Hijrah, Pekanbaru, tetap bersemangat mendidik generasi muda meskipun perjalanan kariernya tidak mudah. Dengan masa pensiun yang tinggal tiga tahun lagi, ia harus menerima kenyataan pahit karena gagal mendapatkan sertifikasi guru.
Program sertifikasi guru, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan tenaga pendidik, menjadi tantangan besar bagi Nursidah. Ia tidak memenuhi syarat untuk sertifikasi karena belum menyelesaikan pendidikan sarjana (S1).
“Saya sudah mencoba berjuang, tapi memang sulit untuk melanjutkan kuliah sambil mengajar. Faktor usia dan kemampuan berpikir yang sudah tidak sekuat dulu, ditambah waktu dan biaya, menjadi kendala besar bagi saya,” ungkap Nursidah dengan penuh keikhlasan.
Meski gagal mendapatkan sertifikasi, yang berarti kehilangan tambahan tunjangan, semangat Nursidah untuk mendidik murid-muridnya tetap tak tergoyahkan. Selama dua dekade lebih, ia dikenal sebagai guru yang berdedikasi meski menghadapi berbagai keterbatasan. “Bagi saya, kebahagiaan itu adalah melihat anak-anak berhasil. Itu lebih berharga daripada apa pun,” tambahnya.
Rekan kerja dan murid-muridnya pun mengakui dedikasi dan ketulusan Nursidah. “Bu Nursidah adalah contoh nyata seorang guru sejati. Beliau tetap mengajar dengan sepenuh hati meskipun tidak memiliki sertifikasi,” ujar salah satu guru di SDN 181.
Ke depan, Nursidah berharap pemerintah dan pihak terkait memberikan solusi bagi guru-guru senior yang menghadapi kendala administratif seperti dirinya. “Semoga ada kebijakan yang lebih fleksibel agar guru-guru yang sudah lama mengabdi tidak merasa dipinggirkan,” harapnya.
Tak hanya itu, Nursidah juga menggantungkan harapannya kepada Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pendidikan. Ia berharap agar mereka memberikan perhatian khusus kepada guru senior sepertinya, sehingga dapat lulus sertifikasi pada tahun 2025.
“Saya berharap Pak Presiden Prabowo dan Menteri Pendidikan bisa membantu kami, para guru yang sudah lama mengabdi, agar tetap bisa lulus sertifikasi. Ini akan sangat berarti bagi kami yang berjuang di lapangan,” ujarnya penuh harap.
Ia juga menyampaikan rasa syukurnya atas segala dukungan yang mungkin diberikan. “Semoga Allah membalas segala kebaikan Bapak Presiden dan Menteri Pendidikan,” tambahnya dengan nada tulus.
Dengan waktu pensiun yang kian dekat, Nursidah tetap teguh menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Ia membuktikan bahwa dedikasi seorang guru sejati tidak diukur dari gelar atau tunjangan, melainkan dari cinta dan pengabdian kepada anak-anak bangsa. Dukungan dari pemerintah diharapkan dapat menjadi bentuk penghargaan atas pengabdian panjangnya dalam mencerdaskan generasi penerus. (Lelek)