MENU TUTUP

Dugaan Korupsi Dana Desa Bukit Betung, Warga Resah dan Mengeluh

Senin, 03 Maret 2025 | 08:19:41 WIB
Dugaan Korupsi Dana Desa Bukit Betung, Warga Resah dan Mengeluh

Kampar – GentaOnline.com, Desa Bukit Betung, yang terletak di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, tengah dihebohkan dengan dugaan korupsi dana desa yang diduga dilakukan oleh Kepala Desa (Kades) Ponrizal. Dugaan ini telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, yang berharap agar persoalan ini diekspos oleh media massa.

Seorang warga Bukit Betung, dalam keterangannya kepada awak media, mengungkapkan bahwa indikasi penyalahgunaan dana desa oleh Kades bukanlah isapan jempol belaka. Temuan hasil investigasi media ini turut memperkuat dugaan tersebut.

Warga mengeluhkan kurangnya transparansi dalam pengelolaan dana desa. Salah satu contoh yang mencolok adalah pemotongan tiga ekor kerbau tanpa adanya musyawarah desa. Hingga kini, masyarakat tidak mengetahui sumber dana pembelian kerbau tersebut, apakah berasal dari dana BUMDes, program ketahanan pangan, atau anggaran lainnya.

"Banyak program desa yang berjalan tanpa melibatkan masyarakat. Selama enam tahun ini, kami tidak pernah diundang untuk rapat atau musyawarah desa. Semua kebijakan hanya diputuskan oleh Kades dan keluarganya," ujar salah seorang warga pada Rabu (26/02/2025).

Selain itu, dugaan nepotisme juga menjadi sorotan. Posisi kepala dusun, kaur, dan staf desa disebut-sebut lebih banyak diisi oleh keluarga Kades. Misalnya, istri seorang kepala dusun yang memiliki SK jabatan, tetapi pekerjaan sehari-hari dilakukan oleh suaminya. Bahkan, ada staf desa yang berdomisili di luar desa, tepatnya di Desa Gema.

Dugaan Penyalahgunaan Anggaran dan Proyek yang Tidak Jelas

Berbagai proyek desa juga dipertanyakan oleh warga, di antaranya:

1. Dana Rp200 juta di luar pembangunan kios/ruko – Penggunaannya tidak jelas dan tidak pernah dimusyawarahkan.

2. BUMDes tidak aktif selama enam tahun – Pengelolaannya hanya diketahui segelintir orang.

3. Pengadaan lampu penerangan jalan – Sebanyak 11 unit lampu kecil yang tidak terlalu terang dibeli menggunakan dana desa tanpa musyawarah warga.

4. Lapangan bulutangkis dan voli – Tidak ada transparansi terkait pagu anggarannya.

5. Pembangunan jalan semenisasi tahun 2023 sepanjang 150 meter – Baru selesai dibangun, tetapi sudah hancur.

6. Proyek MCK (mandi, cuci, kakus) – Banyak yang tidak selesai, sehingga masyarakat terpaksa memperbaikinya dengan uang pribadi.

7. Program air bersih dan pipanisasi – Tidak berjalan dengan baik, hanya beberapa rumah yang menikmati air bersih. Pamsimas juga tidak berfungsi, dan warga tidak mengetahui besaran dana yang telah digelontorkan untuk proyek ini.

Masyarakat Bukit Betung meminta agar Bupati Kampar yang baru dilantik, H. Ahmad Yuzar, S.Sos., M.T., segera turun tangan menyikapi dugaan penyimpangan yang terjadi di desa mereka. Mereka berharap ada pemanggilan terhadap Kades Bukit Betung dan pemberian sanksi yang tegas jika terbukti melakukan penyalahgunaan wewenang.

"Kami mendesak pemerintah untuk segera bertindak agar dana desa yang seharusnya untuk kesejahteraan masyarakat tidak diselewengkan," pungkas seorang warga.

(Edy Lelek)

 

Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Gejolak di Kampar Tokoh Adat Marah, Sekda Dinilai Arogan dan Lecehkan Ninik Mamak

2

FEIS UIN Suska Riau Rayakan Milad ke-20, Dema Sukses Gelar ECOS Fest Penuh Semangat

3

Irwan Saputra Diduga Gelapkan Dana KUR BNI, Kabur ke Malaysia — Publik Desak Penegak Hukum Bergerak, Tagih Janji Presiden Prabowo

4

DPRD Siak Desak Polsek Kandis Tangkap Pimpinan Koperasi Makmur Mandiri Diduga Tipu Ratusan Juta

5

Eks Ketua DPRD Kuansing Muslim Ditahan, Minta Anggota Banggar Lain Ikut Diproses

6

Proyek Turap di Jalan Lintas Bangkinang–Pekanbaru Diduga Siluman, Masyarakat Desak Pemerintah Usut

7

Warga Gunung Mulya Desak Kejati Riau Panggil PT Adi Mulya Agrolestari yang Diduga Tak Bayar Hak Warga

8

Aksi Berdarah di Depan Kanwil BPN Riau, Massa Desak Presiden Prabowo Copot Pejabat dan Usut Mafia Tanah

9

Diduga Pungli, Pengurus DEMA Universitas dan Fakultas di UIN Suska Riau Keluhkan Pungutan Sewa Lapak Tenda Rp. 50 - 150 Ribu per Hari