PWI Riau Gelar FGD Bersama Dewan Pendidikan dan Kepala Sekolah se-Pekanbaru: Jangan Takut terhadap Wartawan Abal-abal

Jumat, 07 Februari 2025 | 17:43:27 WIB
PWI Riau Gelar FGD Bersama Dewan Pendidikan dan Kepala Sekolah se-Pekanbaru: Jangan Takut terhadap Wartawan Abal-abali Foto:

Pekanbaru, 7 Februari 2025 – Dalam rangka menyambut puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Dewan Pendidikan Riau dan para kepala sekolah SMA se-Pekanbaru. Acara ini berlangsung di Ballroom Nazir Hotel Mutiara Merdeka, dihadiri sekitar 500 peserta.

Hadir sebagai pembicara antara lain Prof. Dr. Junaidi (Ketua Dewan Pendidikan Riau sekaligus Rektor Universitas Lancang Kuning), Dr. Aat Supaat (Ketua Dewan Penguji UKW PWI Pusat), Kombes Pol. Asep Darmawan, SH., M.IK, dan Dar Edi Yoga (Ketua Persatuan Pimpinan Redaksi SMSI se-Indonesia). Diskusi ini dimoderatori oleh Dr. Ridar Hendri.

Dalam paparannya, Prof. Junaidi menekankan pentingnya kepala sekolah untuk tetap tenang menghadapi oknum wartawan yang kerap melakukan intimidasi. Ia menegaskan bahwa selama pengelolaan sekolah berjalan sesuai aturan, tidak ada yang perlu ditakuti.

"Mudahnya seseorang membuat media online saat ini menyebabkan bertambahnya jumlah wartawan, tetapi tidak semuanya memiliki kompetensi yang benar. Dulu, menjadi wartawan sangat selektif dan harus melalui uji kompetensi," jelas Prof. Junaidi.

Ia mengajak para kepala sekolah untuk memastikan tata kelola sekolah, khususnya dalam penggunaan dana BOS, berjalan sesuai aturan agar tidak menjadi celah bagi wartawan abal-abal mencari keuntungan.

Mengenali Wartawan yang Profesional

Dr. Aat Supaat menyoroti pentingnya kompetensi dalam profesi wartawan. "Di PWI, ada uji kompetensi wartawan (UKW) yang terdiri dari jenjang muda, madya, dan utama. Ini menjadi salah satu indikator wartawan yang profesional," ungkapnya.

Sebagai langkah antisipasi, ia menyarankan kepala sekolah untuk lebih terbuka terhadap wartawan dengan melibatkan mereka dalam kegiatan sekolah.

"Jika ada acara di sekolah, libatkan wartawan sebagai bagian dari panitia. Selain itu, langgani media mereka dengan harga yang wajar agar mereka tersaring secara alami," tambahnya.

Polisi Siap Menindak Wartawan Nakal

Kombes Pol. Asep Darmawan mengungkapkan bahwa di Riau memang ada fenomena kepala sekolah yang diperas oleh oknum wartawan.

"Jika ada wartawan yang menyudutkan, tetap tenang dan gunakan hak jawab. Jika ada unsur pemerasan, segera laporkan, dan kami akan memprosesnya," tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya keterbukaan dalam pengelolaan anggaran. "Jika dilakukan dengan benar, transparansi bisa menjadi kekuatan, bukan kelemahan," ujarnya. Ia pun mendorong dibentuknya wadah pengaduan bagi kepala sekolah yang menghadapi masalah dengan oknum wartawan.

Sementara itu, Dar Edi Yoga mengajak para kepala sekolah untuk lebih selektif dalam menghadapi wartawan.

"Jangan ragu menanyakan identitas mereka, cek apakah media mereka benar-benar ada, serta pastikan mereka memiliki surat tugas. Ini bisa dicek melalui pencarian Google," katanya.

Ia juga mengingatkan agar tidak sembarangan memberikan imbalan kepada wartawan. "Tidak ada aturan yang mewajibkan kepala sekolah memberi bayaran kepada wartawan saat meliput di sekolah," tegasnya.

Dengan adanya FGD ini, diharapkan kepala sekolah di Pekanbaru semakin memahami cara menghadapi wartawan dengan bijak, serta mampu membedakan wartawan profesional dengan yang abal-abal. (rls)

 

Tulis Komentar