Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Kemendukbangga/BKKBN Sosialisai Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Riau

Kamis, 25 September 2025 | 12:47:47 WIB
Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Kemendukbangga/BKKBN Sosialisai Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Riaui Foto:

Bangkinang--Pulau Tinggi-Bapak Ir. H. Sahidin Selaku Anggota Komisi IX DPR RI. Bapak Irzal S.E, M.E Selaku Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau

Bapak Edi Efrizal Kepala Dinas DPPKBP3A Kab, Kampar,27 Agustus 2025. Sambutan Anggota Komisi IX DPR RI, Bp Ir. H. Sahidin, Kemendukbangga/BKKBN mengurus pembangunan manusia seutuhnya seperti siklus hidup. Program Bangga Kencana di Kemendukbangga/BKKBN ini seperti mengurus siklus hidup. Dimulai dari sebelum menikah, harus siap fisik mental, siap hamil. Lalu pas hamil, siap untuk rutin memeriksakan dan memantau asupan gizi. Lalu saat sudah lahir, tetap memenuhi asupan gizi anak.

Tugas dari komisi IX adalah mengawal, mendorong dan memastikan kebijakan pemerintah program bangga kencana sampai ke masyrakat. Program bangga kencana strategis nasional untuk mewujudkan keluarga berkualitas, bukan hanya jumlah pengendalian penduduk.

Keluarga adalah tulang utama dalam negara. Seluruh pdserta harus aktif mendukung menyebaruasan informasi program ini ke lingkungan masing-masing untuk keluarga sehat tangguh mendapat pendidikan yang baik dan di jelaskan cara mencegah stunting perlu diintervensi pada 1000 hari pertama kehidupan anak, saat masih dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Hindari 4T (Terlalu muda, Terlalu Tua, Terlalu dekat, Terlalu banyak

Dilanjutkan dengan Materi dari Perwakilan BKKBN Provinsi riau bapak kaper Mhd. Irzal, SE,ME. Seorang anak remaja laki2, lalu tumbuh dewasa, bertemu dengan perempuan yang dicintainya. Menikah. Punya anak. Lalu anaknya menjadi remaja, dewasa, kemudian menikah, lalu punya anak dan begitu seterusnya. Orang tua dari anak yg pertama tadi menjadi tua, menjadi lansia. ni yang disebut dengan proses pembangunan keluarga. Proses ini yang perlu dimantain dengan baik. Semua harus direncanakan. Menikah direncanakan.

Dilaksanakan di usia yang matang baik dari sisi kesehatan maupun mental. Tak lupa pendidikan calon pengantin tadi telah menempuh pendidikan yang cukup dan memiliki pekerjaan yang layak, yang dapat memenuhi kebutuhan keluarganya kelak.

Dilanjut dengan materi ketiga narasumber Kepala Dinas DPPKBP3A Kab, Kampar bapak Edi Afrizal Beliau menyampaikan Stunting merupakan tantangan yg sedang dihadapi Indonesia saat ini. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (sejak janin hingga usia 2 tahun). 

Dampaknya bukan hanya pada pertumbuhan fisik yang terhambat, tetapi juga pada perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh anak. Dampak jangka panjang, anak stunting berisiko memiliki kemampuan belajar rendah, produktivitas rendah, hingga meningkatkan kemiskinan antar generasi.

Penyebab stunting sejatinya bukan hanya soal kurang gizi semata, tetapi juga pola asuh, sanitasi, akses air bersih, dan kemiskinan. Untuk mengatasi hal ini, kita bisa berkontribusi dalam pemenuhan gizi ibu hamil, ASI eksklusif, MPASI bergizi. Pemerintah juga berupaya hadir membantu melalui penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi, hingga sosialisasi pentingnya gizi untuk tumbuh kembang anak.(Aktivitas)

Tulis Komentar