EDITOR : Alfedry
Peluang Besar Usaha Ikan Kerambah di Sungai Kampar Pangkalan Baru Siak Hulu

GENTA, SIAK HULU - Peluang investasi keramba ikan air tawar juga terdapat di Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Di Desa Pangkalan Baru mengalir aliran sungai kampar sepanjang 10 kilometer. Kondisi airnya mengalir dan tidak berbau busuk. Selain itu, memiliki lebar sungai lebih-kurang 15 -25 meter. Kondisi tersebut terpantau saat media Genta dan media baimgo melakukan riset lapangan, Minggu (31/05/2020) di sepanjang aliran sungai kampar yang terbentar di Desa Pangkalan Baru.
Saat riset lapangan, di bawah awan nan indah terdapat beberapa keramba milik petani ikan air tawar. Kami melihat petani-petani ikan melakukan pekerjaan pembuatan keramba yang baru. Walaupun susunan keramba belum banyak, namun di hamparan sungai terdapat titik-titik penembapatan yang masih kosong. Artinya, masih banyak peluang untuk berinvestasi keramba air tawar.
Ketika kami hampiri para petani tersebut, kami sempatkan untuk berdialog tentang kegiatan mereka sebagai petani keramba. Ujang, petani keramba menuturkan bahwa ia sudah 3 tahun membuat keramba ikan air tawar. “Awalnya, saya membuat keramba ini belajar dari teman yang tinggal di Desa Buluh Cina. Di Desa tetangga (Desa Buluh Cina-red), ada teman saya yang sudah membuat keramba, dari dia lah saya belajar.” Ungkap Ujang.
Ujang menambahkan, “Saya minta tolong buatkan keramba dengannya karena saya belum paham cara mebuat keramba. Ya, saya mengeluarkan ongkos (biaya-red) pembuatan keramba tersebut sekitar jutaan rupiahlah.” Sebut Ujang.
Setelah keramba siap, Ujang mengalami kendala biaya untuk biaya pembelian bibit. Akhirnya, Ujang mencoba mencari bibit dari tangkapan ikan sehari-hari. “Wah, siap keramba, saat itu susah sekali nak beli bibit. Karena saya memulai usaha ini dengan modal keberanian saja. Akhirnya, saya isi saja dengan bibit ikan hasil tangkapan saya. Kan saya sehari-hari juga nyari ikan di sungai ni.” Terang Ujang sambil menundukan kepala sambil ketawa ringan.
Bibit ikan yang diisi Ujang ke dalam kerambanya berupa ikan tapa dan ikan baung. “Saya isi bibit ikan tapa dan ikan baung ke dalam keramba saya. Setiap kali dapat tangkapan, saya masukan ke dalam keramba. Pokoknya, nahan selera lah dulu. Yang penting, keramba terisi.” Tambah Ujang.
Solusi lain, Ujang menyisikan pendapatannya untuk membeli tambahan bibit ikan tapa dengan cara bertahap-tahap sesuai kemampuan keuangan. “Saya juga membeli bibit ikan tapa untuk menambah isi bibit di keramba. Saya sisihkan pendapatan sedikit demi sedikit untuk beli bibit.” Curhat Ujang.
Unik curhatan Ujang, pengalaman pertama beliau banyak sekali. Diantaranya, setiap bibit yang dimasukannya ke dalam kermaba tidak sama besar. Ternyata, ikan besar memakan ikan yang ukuran badannya kecil. “Wah, awal-awal dulu, saya banyak nggak tahu. Saya kira bibit ikan yang berukuran kecil tidak membahayakan kepada ikan tapa kecil. Ternyata, dimakan oleh ikan yang besar. Dan masih banyak lagi lah kejadian unik saya” Jelas Ujang sambil ketawa.
Untuk pakan (makan) ikan, Ujang hanya mampu memberikan makan ikan di kerambanya dengan anak-anak ikan hasil tangkapannya. Anak-anak ikan tersebut dicincang halus, dan itu pun tidak rutin. “Kalau untuk makan ikannya, saya hanya kasih anak-anak ikan dari hasil tangkapan saya. Yah, itu pun kadang-kadang (tak rutin-red). Kadang dapat, kadang tidak.” Keluh Ujang.
Alhasil, panen di tahun pertama, Ujang bisa raib ke keuntungan 14 jutaan dari usaha keramba ikan tapanya yang dijalankan secara otodidak (belajar sendiri). Ujang bersyukur dengan hasil tersebut, “Alhamdulillah, saya bisa dapat untung jutaan rupiah.”
Berangkat dari keberhasilan di tahun pertama secara otodidak, Ujang melanjutkan usaha kerambanya menjadi 2 keramba. Pengalaman di tahun pertama, dijadikan Ujang sebagai bahan perbaikan usahanya ke depan. Ujang mulai membeli bibit ikan tapa. Kemudian untuk pakan ikan, Ujang mulai menggunakan daging ayam mati yang dibelinya dari pemasok dan pakan tambahan dari anak-anak ikan.
“Karena sudah ada pengalaman saya di tahun pertama, saya mulai perbaikan-perbaikan cara untuk meningkatkan usaha keramba. Kesalahan-kesalahan dan kekurangan dulu, saya perbaiki.” Terang Ujang Kembali.
Singkatnya, Ujang akui keberhasilannya di tahun panen kedua meraup keuntungan puluhan juta rupiah. “Alhamdulillah, panen kedua ini saya bisa dapat untung puluhan juta rupiah. Karena ada bukti, makanya di tahun ke tiga saya mulai ajak anak muda desa ini (Desa Pangkalan Baru-red) untuk membuat usaha keramba.” Syukur Ujang.
Keberhasilan usaha keramba Ujang menjadi contoh dan dorongan bagi warga setempat untuk memulai usaha keramba ikan air tawar. Bahkan, ada kami saat temukan pemuda-pemuda Desa Pangkalan Baru yang ikut memulai usaha keramba, diantarnya Ipat, Rifki dan Doni.
Selain mereka, kabar yang kami terima, Owen, Ketua Pemuda Desa Pangkalan Baru juga memulai usaha keramba air tawar. “Sekarang ini, sudah banyak warga disini (Desa Pangkalan Baru-red) yang sudah memulai usaha keramba. Baik yang sudah berkeluarga maupun yang masih lajang. Bahkan, Ketua Pemedua Desa pun ikut membuat.” Terang Ipat.
Ipat menambahkan, “Ocu (panggilan abang di daerah Kampar-red) Ujang ini menjadi panutan bagi kami untuk berusaha keramba. Selain itu, keberadaan sungai aliran sungai Kampar di Kampung kami. Lagian, di tempat kami, kalau untuk berusaha, lahan yang luas hanya di sungai inilah, di darat sudah habis untuk perkebunan.”
Usai berdialog, kami dibawak ke keramba yang tersusun dengan rapi. Disana, kami langsung melakukan wawancara khusus tentang peluang investasi keramba ikan air tawar. Poin-poin penting yang kami selisik (ungkap), diantaranya jumlah peluang investasi dan biaya usaha keramba ikan air tawar.
Ujang menerangkan, dengan kondisi aliran sungai Kampar sepanjang 10 Kilometer dari batas Desa Buluh Cina - Pangkalan Baru hingga batas Desa Pangkalan Baru - Buluh Nipis, kemudian lebar sungai 15-25 meter, maka masih tersedia lahan untuk 5 ribu keramba baru dengan ukuran 2 x 8 meter. “Sepanjang sungai ini, bisalah untuk 5 ribu keramba.” Sebut Ujang.
“Untuk biaya pembuatan satu unit keramba hanya menghabiskan uang Rp. 6.000.000,- dengan dengan ukuran 2 x 8 meter dan tinggi 1,5 meter.” Tambah Ujang.
Berdasarkan pengalaman Ujang, belum ada ancaman yang membahayakan usaha keramba air tawar di sungai Kampar di Desa Pangkalan Baru. “Selama ini belum ada ancaman lah, baik bintang buas, limbah.” Terang Ujang.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Fakhruddin S.Sos sangat mendukung pembuatan keramba ikan air tawar yang di lakukan oleh masyarakat.
"Seratus persen saya mendukung apa yang di lakukan oleh masyarakat segali hal tersebut bernilai positif".
Akan tetapi Fakhruddin menyayangkan karena pemerintah Desa belum dapat memberikan bantuan dalam bentuk bibit ataupun modal untuk pembuatan keramba. Hal tersebut karena beberapa pertimbangan salah satunya yaitu belum masuknya akses listrik di aliran sungai kampar yang berada di desa Pangkalan Baru.
"Beda halnya dengan desa buluh cina, disana akses listrik sudah ada dan masyarakat hanya menyiapkan keramba beserta bibit saja. Kalau di sungai kampar desa pangkalan baru ini belum ada istri, itulah yang menjadi pertimbangan pemerintah desa", ucap Fakhruddin.
Fakhruddin melanjutkan "Saya sangat mengapresiasi masyarakat yang mau memulai usaha ini duluan dengan mengeluarkan modal menggunakan uang pribadi, semoga usaha ini terus berjalan bahkan dapat memotivasi masyarakat yang lain agar mau membuat keramba ikan air tawar karena keuntungan yang lumayan besar", tutup fakhrudin.
Menggapi kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, Kepala Desa Pangkalan Baru, Yusri Erwin mengatakan jika masyarakat memiliki minat dalam mengembangkan usaha tersebut, pemerintah desa akan berupaya membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha keramba ikan air tawar dengan cara memberikan bibit hingga pengembangan lainnya, memang kini pemerintah Desa belum ada memberikan bimbingan kepada masyarakat khususnya dibidang kelompok tani keramba ikan air tawar.
"ini pantas saya acungi jempol, masyarakat punya kreatifitas yang luar biasa dalam memajukan perekonomian. Tanpa ada bimbingan dari pemerintah desa masyarakat bisa membuka keramba ikan air tawar dialiran sungai kampar", puji Yusri Erwin.
"Semoga usaha yang dilakukan oleh masyatakat dapat menuai hasil sesuai dengan apa yang di lakukan, dan masyarakat diberi kesabaran dalam mengembangkan usaha tani keramba ikan ini hingga dapat menunjang perekonomian", harap kades.
Hal yang sama juga disampaikan Sekdes Ahmad Adryan, bahwa potensi dan peluang untuk mengembangkan usaha dalam hal kerambah ikan sangat menjanjikan.
"Pemerintah desa sangat mengapresiasi, Potensi dan peluang nya sangat besar, sebab di Pangkalan Baru sendiri masih belum terlalu banyak masyarakat membuat kerambah ikan, artinya masih terbuka lebar peluang nya, jangan salah-salah, untung nya cukup besar ini", tutup Ahmad Adryan.(bgc/ Alfed)