Kepala UPT Laboratorium PUPR Kampar Kami Bertahan Tanpa Anggaran

Jumat, 03 Januari 2025 | 10:41:27 WIB
Kepala UPT Laboratorium PUPR Kampar Kami Bertahan Tanpa Anggarani Foto:

Kampar, 2 Januari 2025 – Di tengah kontroversi dugaan pungutan liar (pungli) di UPT Laboratorium Pengujian Dinas PUPR Kampar, Kepala UPT Vivi Eka Yanti, ST, akhirnya buka suara dalam wawancara eksklusif dengan GentaOnline. Vivi memberikan klarifikasi atas tuduhan yang dilontarkan oleh Pj Bupati Kampar, Hambali, SE, MH, serta mengungkap kondisi laboratorium yang memprihatinkan akibat ketiadaan anggaran operasional sejak 2021.

"Tidak Ada Anggaran Sejak 2021"

Vivi memulai dengan mengungkap fakta yang menjadi akar permasalahan. “Laboratorium kami tidak pernah menerima alokasi anggaran operasional dari Pemda Kampar sejak 2021. Seluruh operasional terpaksa kami jalankan dengan dana pribadi dan bantuan rekanan proyek,” ungkapnya.

Menurut Vivi, laboratorium memiliki peran vital dalam memastikan kualitas material pembangunan infrastruktur di Kampar. “Kami tidak punya pilihan. Laboratorium ini harus tetap berjalan agar proyek-proyek pembangunan tidak terganggu,” jelasnya.

Terkait dugaan pungli, Vivi mengakui adanya pengumpulan dana dari rekanan proyek, namun menegaskan bahwa dana tersebut digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan operasional laboratorium. “Kami tidak pernah memanfaatkan dana itu untuk keuntungan pribadi. Setiap rupiah digunakan untuk membeli peralatan dan menjalankan pengujian material,” katanya.

Ia menambahkan bahwa biaya yang dikenakan kepada rekanan disesuaikan dengan kebutuhan teknis proyek. “Kami transparan kepada rekanan. Tuduhan pungli ini, menurut saya, perlu dilihat dalam konteks yang lebih luas,” tambahnya.

Tanggapan Kejaksaan Negeri Kampar. Sementara itu, pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Kampar turut angkat bicara mengenai kasus ini. Kepala Seksi Intelijen Kejari Kampar, Jackson Apriyanto Pandiangan, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan resmi terkait dugaan pungli tersebut.

“Kami belum menerima aduan resmi, baik dari Pj Bupati Kampar maupun dari kelompok masyarakat terkait dugaan pungli di UPT Laboratorium PUPR. Jika laporan masuk, kami siap menindaklanjutinya sesuai prosedur hukum,” jelas Jackson saat dihubungi GentaOnline.

Seorang pegawai UPT Laboratorium yang meminta namanya dirahasiakan mengungkapkan bahwa mereka sudah bekerja dalam kondisi yang serba sulit sejak 2021. “Bu Vivi sering menggunakan dana pribadi untuk operasional. Kalau tidak, laboratorium mungkin sudah tutup,” ujar pegawai tersebut.

Di sisi lain, seorang anggota DPRD Kampar yang juga meminta namanya dirahasiakan menyebutkan bahwa kondisi ini mencerminkan lemahnya perencanaan anggaran Pemda. “Kami akan mendorong investigasi penuh, baik terkait dugaan pungli maupun kebijakan anggaran yang mengabaikan sektor penting seperti laboratorium ini,” ujarnya.

Di akhir wawancara, Vivi menyampaikan harapan agar masalah ini diselesaikan secara adil dan transparan. “Kami hanya ingin laboratorium ini tetap bisa menjalankan tugasnya untuk mendukung pembangunan di Kampar. Saya siap diperiksa jika diperlukan, tapi tolong berikan solusi untuk masalah anggaran ini,” pungkasnya.

GentaOnline akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan publik mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya. (ASH)

Tulis Komentar