MENU TUTUP

Hambali Berang, Sebut Bupati Kampar Pembohong Besar dan Siap Pensiun Dini

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 13:56:49 WIB
Hambali Berang, Sebut Bupati Kampar Pembohong Besar dan Siap Pensiun Dini Sekda Kampar, Hambali

KAMPAR — Suasana pemerintahan Kabupaten Kampar kembali memanas. Sekretaris Daerah (Sekda) Kampar, Hambali, melontarkan pernyataan keras terhadap Bupati Kampar Ahmad Yuzar setelah muncul kabar bahwa dirinya akan diganti dari jabatan Sekda.

Dalam pernyataannya yang beredar luas di kalangan masyarakat dan media sosial, Hambali secara terbuka menyebut Bupati Kampar sebagai “pembohong besar” dan memperingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap orang yang tampak baik di luar, namun di balik itu suka berbohong dan melakukan siasat busuk.

 “Warga Kampar harus waspada pada orang yang penampilannya seolah baik, tapi di belakang penuh tipu daya. Uang rakyat dihambur-hamburkan untuk membeli mobil dinas Vellfire seharga Rp1,5 miliar,” ujar Hambali dengan nada kecewa.

Tak hanya itu, Hambali juga menuding Ahmad Yuzar telah menghancurkan organisasi Koperasi Korpri Kabupaten Kampar dengan memberhentikan pengurusnya secara sepihak.

“Koperasi Korpri yang dulu berjalan baik sekarang hancur karena keputusan sepihak Bupati,” tegasnya.

Lebih jauh, Hambali menuding Ahmad Yuzar sebagai sosok pemimpin yang zhalim. Ia menegaskan tidak akan lagi bersedia menjabat Sekda jika Kampar masih dipimpin oleh “Bupati zhalim”.

 “Saya siap berhenti dan pensiun dini. Saya tidak mau lagi menjadi Sekda di bawah kepemimpinan yang zhalim,” katanya.

Hambali juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Kampar karena merasa ikut bertanggung jawab atas naiknya Ahmad Yuzar menjadi Bupati. Ia mengaku saat menjabat sebagai Penjabat (Pj) Bupati Kampar, dirinya yang menunjuk Ahmad Yuzar sebagai Pj Sekda.

“Saya minta maaf kepada rakyat Kampar. Saya kira dia orang baik dan mau berbuat untuk rakyat, ternyata saya salah. Saya sudah tahu sifat aslinya, tapi saya tetap percaya. Itu kesalahan saya,” ucap Hambali menyesal.

Hambali menegaskan dirinya berbicara tanpa beban dan tidak memiliki hutang budi apa pun kepada Bupati Ahmad Yuzar.

“Saya bicara apa adanya. Saya tidak punya utang apa pun dengan Yuzar,” tutupnya.

Menanggapi pernyataan Hambali, salah seorang keluarga dari Wakil Bupati Kampar, Mistharti, menilai sikap Hambali justru menunjukkan kepanikan karena posisinya terancam akan diganti dari jabatan Sekda.

“Sikap Hambali itu tanda panik. Karena tahu akan diganti, sekarang dia mencari-cari pembenaran,” ujar salah seorang keluarga Mistharti, Sabtu (18/10).

Menurutnya, pihak keluarga juga sudah mengetahui dugaan kuat adanya praktik korupsi yang dilakukan Hambali selama menjabat Sekda dan Pj Bupati Kampar.

“Kami sudah tahu banyak dugaan penyimpangan dan korupsi luar biasa selama dia menjabat Sekda dan Pj Bupati Kampar. Kalau masih terus melawan, kasus itu akan kami setorkan ke Kejaksaan Tinggi Riau,” tegasnya.

Sampai berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Bupati Kampar Ahmad Yuzar terkait pernyataan keras Hambali tersebut. Namun, perseteruan antara pejabat tinggi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kampar ini kini menjadi sorotan tajam publik dan kalangan politik lokal. (Lelek)

 

Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Dugaan Pengalihan 723 Hektare Lahan Warga di Kampar, Kades Disebut Terlibat

2

Diduga Bermain di Balik Layar, Dugaan Orkestrasi Politik Bupati Pelalawan

3

Kontraktor Kampar Akhirnya Terima Pembayaran, Ekonomi Bangkinang Bergairah: Ada yang Langsung Lunasi Utang, Ada yang Belanja Perabot Rumah Tangga

4

Purbaya Ungkap Modus Manipulasi Ekspor Sawit, 200 Pelaku Usaha Dipanggil

5

Angkatan IV Pengurus Kopdes Merah Putih di Kampar Ikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas

6

Pemprov Riau Akan Selidiki Kebijakan PT Trada Merumahkan 18 Karyawan, SF Hariyanto Minta Inspektorat Turun Periksa Tata Haira

7

KADIS KOPERASI KAMPAR DIDUGA TERLIBAT SUAP DI BAWAH MEJA PULUHAN JUTA

8

DLHK Riau Disebut Abai, Perusahaan Diduga Beroperasi Tanpa Amdal

9

Semua Berkas Diangkut, Termasuk Data Pokir DPRD Riau: KPK Fokus Proses Anggaran Proyek Era Abdul Wahid